PARA PAMAIN :
JIMMY sebagai Valen Ananda
EDY TRISNO sebagai Ayah Valen
DESI Y. PALOMA sebagai Lauren
RIKA swbagai Li Fang
RAHMI sebagai Sintia
HENNI sebagai Nelly
Narator : Valen, begitulah sapaannya. Badannya Tinggi, tegap
dan pintar. Tidak ada yang aneh dalam dirinya, dan wajahnya pun bercahaya dan
penuh senyum. Namun siapa sangka bahwa dibalik wajahnya yang ceria, tersimpan
masa lalu yang kelam, yahh… Valen Ananda, begitu nama lengkapnya, adalah mantan
pecandu narkoba, putaw, ekstasi, dan berbagai obat-obatan terlarang lainnya.
Tidak tahan dengan sikap ayahnya yang begitu sangat otoriter membuatnya pun
jatuh dalam dekapan Narkoba. Berikut ceritanya…
Disebuah rumah megah,
dengan halaman yang tertata asri, di dalam ruang tamu.
Ayah : Valen! Mengapa nilai-nilai sekolahmu semakin turun? Ayah kan sudah
bilang, pulang sekolah langsung balajar, jangan main-main lagi.
Valen : Yah, Valen capek belajar terus. Valen juga pengen kayak
temen-temen Valen yang lainnya, bias seneng-seneng sama teman-temannya.
Ayah : Buat apa main-main? Tak ada untungnya! Sekarang bkan saatnya untuk
memikirkan hal-hal yang gak penting. Pikirkan masa depan kamu. Kamu harus jadi
orang yang bias dibanggain sama orang tua, bukan jadi gelandangan yang masa
mudanya hanya digunakan untuk hura-hura. Ini sudah ke tiga kalinya ayah
peringatkan kamu.
Valen : Tapi, yah…. Valen kan…
Ayah : Tidak ada tapi-tapian! Awas kamu masih berulah, ayah usir kamu
dari rumah! Sudah, sekarang kembali kekamarmu dan belajar.
Narator : Dengan langkah gontai, Valen pun masuk ke kamarnya. Namun
bukannya belajar, Valen malah mengambil sesuatu yang disembunyikan di dalam
tasnya, ternyata rokok , Valen sudah mulai belajarmerokok. Tiba-tiba, HP nya
bordering, dan ternyata Sintia, pacarnya.
Valen : Halo…
Sintia : Halo,. Kok kedengeran nya cemberut si? Emang ada apa?
Valen : Ayahku menyuruhku balajar terus. Padahal aku kan cape kalau harus
belajar terus setiap hari.
Sintia : Sabar yah. Mungkin itu cobaan buat mu.
Valen : sudah lama aku telah bersabar. Apa yang harus aku perbuat?
Sintia : (Berpikir sejenak) Kau harus berterima kasih atas apa yang telah
Tuhan berikan kepadamu.
Valen : Kau tau apa tentang hidupku ( lalu menutup telepon nya dalam
keadaan kesal dan marah)
Narator : Keesokan harinya di sekolah SMA 14
Sintia : Tunggu…Tunggu Valen… Kenapa kemarin kamu menutup telepon dengan
tiba-tiba?
Valen : (tetap berjalan terus da tidak menghiraukan Sintia)
Sintia : kenapa? Kau marah denganku yah?
Sintia : Apa salah yang telah ku perbuat?
Valen : (dengan nada kesal) Sudah,
jangan temui au lagi.
Sintia : (sintia pun sedih dan meninggalkan Valen sendiri)
Narator : Lonceng pun berbunyi. Murid-murid berdesak-desakan meninggalkan ruang kelas. Geng
**** yang beranggotakan Li Fang, Nelly, dan Lauren berbicara dalam ruang kelas
yang telah kosong.
Li Fang : Hy, Guys. Gimana ni. Stok dirumah masih banyak. Gmana kalau
kita cari mangsa?
Nelly : Gimana kalau kita jadiin Valen sebagai mangsa kita. Orang tuanya
kan seorang pengusaha yang sukses. Pasti banyak dong duitnya. He he he…
Lauren : Betul tu, Mau gak li?
Li Fang : Boleh juga tuch. Jadi , sekarang siapa yang membujuk Valen biar
dia mau ikutin permainan kita?
Nelly: gimana kalau lu, li yang ngebujukin dia?
Li Fang : oh tidak bias. Gmana kalau kita suit aja. Siapa yang kalah,
harus ngebujuk Valen! Deal?
Nelly, Lauren : Deal!
Li Fang, Nelly, Lauren : Su….it
Nelly : Nah lu, lu yang kalah.
Lauren : Kesepakatan kita, Jangan lupa.
Li Fang : Ia…iya
Narator : Dan Li Fang pun menghampiri Valen yang sedang menunggu
jemputan. Li Fang pun menghampiri Valen
Li Fang : Hy, len…
Valen : Kenapa li?
Li Fang : Denger, denger, Bokap lu tu Otoriter banget yh ma lo?
Valen : iya…
Li fang : Pasti lu banyak banget masalah yah sama bokap lu.
Valen : iya
Li Fang : Lu mau gak bebas dari semua masalah-masalah lo?
Valen : Emang gimana ?
Li Fang : Besok lu mau gak kerumah gue habis pulang sekolah?
Valen : Emang Ngapain?
Li fang : Ada lah, nanti u juga tau!
Valen : oc, Gue pulang dlu, Tu jemputan gue uda dating.
Narator : Kesokan harinya di Depan Rumah Li Fang
Valen : Permisi….
Li Fang : Len, masuk aja.
Valen : (valen pun masuk menuju kamar Li Fang dan kaget. Ternyata Lauren dan Nelly pun ada di kamar Li
fang. Mereka sudah teller dan meracau setelah
mengunakan obat-obatan terlarang)Eh, Lauren, Nelly, kalian kok ada di sini?
Kalian kenapa? Kok teller gitu?
Li fang : Mereka tu lagi Fly. Lu mau ikut gabung gak?
Valen : Gak ah. Gue mau pulang.
Nelly : Len, gabung yuk, enak tau.
Lauren : betul tu, segala masalah, Hilang!
Nelly : wuhhhh,,Hehehehehe( sambil mengelen-gelengkan kepala)
Lauren : Yok (hamper jatuh)
Li Fang : Mau gak, kalau gx nyoba u bakalan nyesel lho. Kesempatan tug a
bakalan dating dua kali. Gratis dech buat lu. Setelah lu nyobain I barang,
pasti lu bakal punya gairah hidup.
Narator : Setelah dibujuk berkali-kali, Valen pun akhirnya luluh, dan
membiarkan Li Fang menyunyikkan jarum ke lengannya. Awalnya Valen tidak
merasakan apa-apa, tetapi setelah memakainya beberapa kali, efek dari obat
tersebut pun mulai muncul. Valen merasa
bersemangat, ceria, dan sangat aktif.
Valen : Li, kasih gue ½ gr dong .
Li fang : Enak aja lo. Lo kira ni barang turun dari langit apa. Lo punya
berapa?
Valen : Akhir-akhir ini gue gak di kasih lagi duit jajan ma bokap gue.
Li Fang : Engak, Utang lu minggu kemarin aja belum lu bayar.
Valen : Kalau gue uda punya duit, gue bakalan bayar dech utang-utang gue.
Li Fang : Tidak .(titik) gak ada koma,
hahahaha…
Narator : Valen menatap dengan kecewa dan sangat sengsara. Badannya yang
menagih membuatnya tak berdaya. Valen merasakan bahwa saat itu harga dirinya
sebagai manusia sudah tidak ada lagi. Li Fang adalah dewanya dan Putaw bagaikan
Tuhannya. Pagi itu ayah Valen mengetahui bahwa putra kebanggaannya menggunakan obat-obaan
terlarang.
Ayah : Valen, Kamu! Kamu telah mengecewakan ayah. Aah malu. Apa kata Kerabat
ayak kalau ayah punya anak yang kecanduan putaw?
Valen : maaf ayah.
Ayah : (terserang struk)Hu Ha Hu Ha, Jantungku.
Valen: ayah, ayah. Bangun ayah. Maafkan aku. Aku tidak akan pernah
mengulangnya kembali.
Narator : Ayah Valen pun meninggal dan Valen pun Sendirian menjalani
hidup yang kejam ini. Valen pun sadar akan apa yang telah di perbuatnya dan
berjanji tidak akan kembali ke jalan yang membuat Ayahnya meninggal. Ia pun masuk Panti rehabilitasi. Sekarang
Valen telah tumbuh menjadi dewasa dan menjadi seorang Pengkotbah dan sukses
dalam Hidupnya)
0 comments:
Posting Komentar