Narator : Di suatu SMA
Terfavorit di Jakarta. Ada Seorang laki-laki yang Pintar dan rajin. Tetapi dia
orangnya culun sekali dan berasal dari
keluarga miskin . Dan ada Geng di Sekolah tersebut. Nama geng tersebut
adalah geng CEKER yang kepanjangan dari Cewek Keren. Geng tersebut
beranggotakan Seorang anak kepala sekolah yang kerjaannya hanya menggangu dan
dua anggota lainnya yang hanya mengikuti perkataan ketua geng mereka. Yang tidak
lain adalah Sintia.
Sintia
: Hy, guys… Tu ada anak culun yang lewat. Kita kerjain yuk?
Rita : Yuk
Dita : Capcus. Tapi kalau dia laporin ulah kita ke
Bokap lu gimana? Nanti kita-kita dikeluarin lagi. Kan dia anak kebanggan di
sekolah ini.
Rita :
Bener tu kata Dita.
Sintia
: Alah, itu masalah gampang. Kan gue anaknya. Gak munggkin lah gue di keluarin
dari sekolah ini.
Rita :
Kalau kami gimana? Kami kan pasti di keluarin.
Sintia
: Gampang. Gue kan bias ngomong ma bokap gue. Semuanya bisa di atur.
Dita : Awas yah kalo lu ingkar perkataan lu. Gue
pegang kata-kata lu.
Sintia
: Oke. Gak masalah.
Dita : Tu dia lewat.
Sintia
: Stop, stop.(menghalangi Budi)
Budi : Ada
apa Sin? Kok saya tidak boleh lewat?
Dita : Ada PR gak hari ni?
Budi : Ada, PR matematika.
Rita : Lu bisa gak bikinin buat kita-kita.
Kita-kita gak pada ngerjain ni.
Budi : Tapi
kan kata Pak Sitompul harus ngerjain sendiri-sendiri. Mau tidak saya bantu
mengerjakannya.
Sintia
: Enak aja lo. Gue gak sempet yh buat ngerjain tu tugas. Lu aja yang buatin
untuk gue. Nanti gue traktirin dech lu makan di kantin sekolahan sepuasnya.
Budi : Makasih, tapi saya tidak mengharapkan
imbalan apapun.
Sintia
: Jadi lo gak mau ni? Nanti gue suruh bokap gue buat ngecabut bea siswa lu.
Biar lu gak bisa sekolah lagi di sini.
Rita : bener tu. Miskin-miskin aja belagu lu.
Budi : Iya
iya, saya buatin. Mana buku kalian?
Sintia,
Rita, Dita : Ni.(sambil memberikan buku PR Matematika mereka)
Narator : Budi pun masuk ke
dalam kelas lalu duduk di mejanya dan mengerjakan PR Matematika nya Geng CEKER.
Lalu teman dekat Budi satu-nya dating menghampirinya. Ia Juga pintar dan orang
yang berkecukupan. Dia walaupun anak orang yang terpandang, tetapi dia masih
mau berteman dengan anak culun dan dari keluarga miskin.
Angel : Lu lagi Ngapain?
Budi :
Lagi ngerjain PR Matematika.
Angel : Emang lu gak buat PR Matematika.
Budi : Buat
si. Tapi…
Angel : Tapi kenapa?
Budi : Saya buat PR punya Sintia, Dita dan Rita.
Angel : Kok kamu mau di suruhin sama mereka?
Budi : Tadi gue di ancam sama Sintia, Kalau saya
macam-macam, saya bisa di keluarin.
Angel : Budi, Budi. Lu
pinternya di pelajaran doang yah, gak pernah pinter-pinter buat ngelawan
mereka. Mereka gak bakalan dech ngeluarin kamu. Kan kamu Murid teladan di
Sekolah ini. Lagian kamu kan anak yang berprestasi.
Budi : (diam)
Angel : Gue mau cariin
mereka. Mau kasih pelajaran buat mereka.
Budi : Jangan, nanti kamu akan mendapatkan
masalah.
Angel : (tidak
memperdulikan perkataan Budi)
Narator : Dan Angel pun
mencari Geng CEKER dan bertemu dengan mereka di Kantin. Mereka sedang menikmati
makanan mereka.
Angel : Sin, lu berani
amat nyuruh-nyuruh temen gue buat ngerjain PR lu?
Dita : (Dita lalu
berdiri dan mendorong Angel) Apaan lu, beraninya marah-marah sama bos gue. Lu
gak tau yah sedang berhadapan dengan siapa?
Rita : (Rita pun langsung berdiri) Sintia tu anak
Kepala sekolah kita. Lu bisa aja di keluarin dari sekolah ini!
Angel : (sambil memukul
meja kantin)Eh, gue gak peduli yah mau dia anak siapa, mau anak pejabat kek,
mau anak kepala sekolah kek, atau mau anak dari presiden sekalipun gue gak
peduli. Orang yang salah harus di beri pelajaran.
Sintia
: Ni anak berani macam-macam sama gue. Dita, Rita duduk. Biar gue yang ngomong
dengan pahlawan siang bolong di sekolah ini. (berdiri) Jadi apa mau lo?
Angel : Gue mau lu minta
maaf sama Budi sama buat PR lu sendiri. Jangan suruh-suruh Budi.
Sintia
: Ogah amat gue minta maaf ma orang culun tu.
Budi : udah Gel. Kita tidak usa cari masalah
dengan mereka.
Sintia
: Tu anak culun aja gak apa-apa gue suruh-suruh. Kok Lu yang Sewot si?
Dita : Jangan-jangan
jangan-jangan.
Rita : Hem Hem Hem.
Dita : Ada yang lagi
Faling in Lo…pe ni.
Angel : Eh jaga yah
omongan tu. (Angel pun marah dan langsung menampar Dita.)
Sintia
: Berani amat lu nampar Dita. (langsung menampar Angel)
Narator : Dan terjadilah
perkelahian antara Geng CEKER dengan Angel. Para pengunjung kantin pun
berkumpul dan menyoraki mereka. Ada yang teriak Angel, angel, dan ada pula yang
berteriak Sintia, sintia. Tapi Pak
Sitompul pun datang dan melerai pertengkaran mereka. Dan membawa mereka keruangannya.
Pak Sitompul : Kenapa kalian bertengkar?
Dita : Anu Pak.
Pak sitompul : Apaan Anu-anu. Bicara yang
jelas.
Dita : Anu pak. Rit, lu aja
yang ngomong ma Pak sitompul.
Rita : begini pak. Tadi Angel datang ke meja kami, trus
marah-marah sama kami, pak.
Pak sitompul : Betul
itu angel?
Angel : bukan pak. Tadi mereka menyuruh Budi mengerjakan PR
mereka pak.
Pak siompul : Apa angel
berkata jujur budi?
Budi : Iya pak.
Pak Sitompul : Sintia,
Kamu ini kan anak kepala sekolah, megapa kelakuanmu seperti ini?
Sintia : (tak mengubris perkataan pak sitompul)
Pak Sitompul : Mau jadi
apa sekolah ini kalau kalian di sini untuk bertengakar? Di sini bukan SD lagi.
Kalian sudah besar, kalian disini di didik untuk menjadi anak yang berguna.
Bukan untuk mencari pertikaian.
Pak Sitompul : Kalian
bertiga. Sekarang pergi ke lapangan. Hormat bendera sampai pulang sekolah
nanti.
Sintia, Dita, Rita : Tapi pak?
Pak Sitompul : tidak
ada tapi-tapian. Cepat, atau bapak tambahin hukuman kalian.
Narator : Lalu mereka pun pergi ke lapangan dan
hormat bendera dan Pak sitompul mengikutinya.
Dita : Ampun Pak. Kami udah capek ni
pak.
Pak Sitompul :
Capek-capek. Ini baru setengah jam, kalian sudah mengerutu. Siapa suruh kalian bertengkar
di lingkungan sekolah.
Rita : Tapi kan kami tadi membela diri kami pak.
Pak Sitompul : Berdiri
yang benar. Jangan goyang sana goyang sini. Besok, suruh orang tua kalian datang
menghadap bapak.
Dita,
Rita : tapi pak!
Pak Sitompul : Tidak
ada tapi-tapian. Sintia besok bapak akan bicara sama bapakmu.
Narator : Sesudah kejadian itu, Terjadi banyak
pertengkaran-pertengkaran antara Geng CEKER dengan Angel. Sampai-smpai
terjadilah hal yang sangat menakjubkan.
Sintia
: Lu mau gak jadi pacar gue?
Budi : Emang kenapa? Kamu pengen ngerjain saya
yah?
Sintia
: Gak tau kenapa, gue banci banget sama Angel. Tapi Gue gak bisa benci sama lu.
Lu selalu ada di pikiran gue. Gue suka ma lu. Jadi lu mau gak jadi pacar gue?
Budi :Tapi apakah kamu mau sama saya. Saya kan
culun dan kampungan?
Sintia
: Itulah yang membedakan mu dengan yang
lainnya. Dari semua cowok yang jadi pacar gue, gak ada satupun yang tulus sama
gue. Gue rasa lu yang terbaik dari semuanya.
Budi
: Sejak dulu aku juga mencintaimu. Tapi tidak mempunyai keberanian untuk
mengungkapkannya.
Sintia
: Jadi, lu mau jadi pacar gue?
Budi : Iya.
Narator : Dan pada saat itu,
mereka pacaran, dan terus sampai mereka kuliah. Geng CEKER sekarang tidak ada
lagi. Semuanya sekarang berteman. Tidak ada lagi musuh-musuh. Ternyata benci
dan cinta itu, perbedaan nya sangat tipis. Jadi berhati-hatilah, karena kalian
tidak akan tahu siapa jodoh buat kalian. Semoga dari drama ini, bias menjadi
pelajaran buat kita semua.
0 comments:
Posting Komentar